Rabu, 25 Mei 2016

Celoteh Seorang Teman Anak Rantau


Kau marah, kau merasa bersalah.
Kerjaanmu meminta maaf, seperti disini kaulah yang bersalah.
Kau bukan bersalah, kau hanya dilemma, rindu kampung halaman. 
Aku mulai tak kerasa disini, begitu selalu ucapmu padaku.
Kau bagai sendiri, padahal kau punya aku.
Kau bukan bersalah, kau hanya gelisah.
Pundakmu penuh beban, padahal tak seorangpun ada yang menyimpannya disana.
Bebanmu datang sendiri, tanpa sadar kian menumpuk seiring bertambah tuanya dirimu, juga aku, kita.
Kita tumbuh bersama.
Dari asing menjadi saling.
Kita telah lama berada di tanah yang sama.
Menghirup udara yang sama.
Memainkan permainan yang sama.
Makan dari piring yang sama.
Banyak berteman dengan orang yang sama.
Kita sudah terlalu menjadi saling.
Berapa banyak bukti lagi yang kau perlukan untuk membuatmu lebih kuat untuk bertahan disini ?
paling tidak, sampai kita sama-sama yakin kita telah berhasil.
Kepahitan hidupmu disini akan menjadi manis disana, di tanahmu.
Terbayar oleh kemenangan dari keberanian seorang gadis kecil yang menantang kehidupan di tengah kemelut kota dan segala urusannya.
Goyah di relungmu tak harus sulutkan motivasi di kepala cantikmu.
Kau pandai, masa depanmu akan cerah.
Dan mereka yang kau rindukan, akan mendekapmu erat, bersyukur karena mereka tahu bahkan karang tak setegar dirimu.

-sunny-
Bandung, 25 Mei 2016
Tribute to all of friends o'mine.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar