Sabtu, 13 Mei 2017

Sepikin Aja Suka Duka Semester Enam

   

Sudah lama sejak terakhir kali aku nulis di blog aku ini. Aku gak yakin apa visitor blog aku ini masih ada atau nggak, aku tidak terlalu memperdulikan hal itu. Yang terpenting bagiku adalah aku menulis. Kali ini aku hanya ingin berkicau tentang kehidupan mahasiswa semester enam yang saat ini sedang aku jalani dan akan segera berakhir. Bagian awal dari tulisanku ini, biarlah menjadi awal cerita yang tentu akan ada kaitannya dengan kehidupan semester enamku di kampus.

Aku adalah mahasiswi biasa, bisa kuliah karena orangtua yang sangat menyayangiku masih sanggup menanggung biaya hidup dan pendidikanku. Kadang rasanya aku sedikit malu bila mengingat usiaku yang sudah dua puluh tahun tapi masih sangat bergantung pada orang tuaku. Ayah bilang, “gak apa-apa selama ayah mampu”. Thank God ! you’ve gave me the kindest father. Mama juga bilang, “kuliah pasti susah”, jadi aku hanya harus fokus kuliah dan menggapai semua cita-citaku. Itulah yang akan membuatnya bahagia dan senang. Again, no words can express my feeling to have best mother and partner like her in my whole life ! so I decide to do my best in my new page, college.

Dulu, ketika masih jadi anak SD, aku adalah anak yang malas dan.. I can say that I was a fool. Nilaiku selalu jelek di hampir semua mata pelajaran kecuali PJKR, Bahasa Indonesia dan seni rupa. Sampai akhirnya aku bertemu sahabat yang mampu membantuku bangkit dan lebih baik seperti sekarang. Mengenalnya, membuatku menjadi sosok yang akademisi. Aku senang ikut ambil andil dalam suatu kegiatan, baik di lingkungan sekolah, rumah dan kampus seperti saat ini. Aku senang menjadi sibuk, sampai... aku tidak terlalu memikirkan kehidupan cinta remaja yang lazimnya di alami gadis seusiaku. Kalian boleh tanyakan hal apapun padaku, aku bisa saja menjawab sesuai dengan apa yang terpikirkan olehku. Tapi percayalah, untuk urusan percintaan, pengalamanku tidak lebih dari selembar pecahan uang 10 ribu rupiah di dompet. Sangat sedikit dan hanya bisa digunakan untuk mendapatkan jatah satu waktu makan. Meskipun begitu, tapi tetap saja hal itu berarti. Setidaknya aku bisa merasa kenyang dan tetap berkegiatan. Hahahahahahaha kalian pasti merasa aku keluar dari topik ? padahal tidak, itu hanya analogi yang aku gunakan untuk menggambarkan kehidupan cinta yang aku alami, yang keadaannya masih sama sampai saat aku menulis cerita ini. kalian tidak mengerti ? kalau begitu, jangan terlalu dipikirkan, aku tidak ingin menanggung resiko akibat kalian sakit kepala karena memikirkannya.

Well, dari sifatku yang bisa kusebut ‘akademisi’ itu, aku selalu meletakan belajar dan sekolah sebagai prioritasku. Aku selalu berusaha mendapatkan hasil yang terbaik semampuku. Dan berusaha tetap bersyukur meskipun seringkali aku juga kadang merasa tidak puas, manusiawi. Disisi lain, aku juga orang yang mudah berteman dan senang dengan pertemanan, begitulah aku menilai diriku. Ku rasa aku tetap objektif sampai disini. Nah, dari sifatku itulah... aku tidak takut dengan kesibukanku. Aku bisa berbagi apapun dengan teman-temanku. Mereka memang membantu. Karena kesibukanku itu juga, di awal perkuliahan, aku sering kali pulang saat hari telah malam. Sisi baiknya, karena terbiasa sibuk dan berkegiatan, tubuhku jadi dituntut untuk tetap sehat, maka aku jarang sakit seberapapun lelahnya aku. Padahal, aku masih seringkali mengabaikan pola hidupku yang jauh dari kata teratur. Ah, menulis ini membuatku benar-benar terkenang saat itu. Aku merindukannya.

Menjelang kenaikan semester lima, aku dapat peringatan dari mama. Mama menilai aku terlalu sibuk dan ia khawatir bahwa aku mulai mengabaikan kuliahku. Tidak, padahal tidak seperti itu. Aku tetap bisa menyeimbangkan kuliahku dan kegiatanku di luar perkuliahan. Aku benar-benar melakukannya dengan baik meskipun aku jadi jarang memiliki waktu untuk keluarga dan bahkan untuk  diriku sendiri. Akhirnya aku harus menerima permintaan mamaku, ia memintaku untuk berhenti dari semua kegiatan yang cara melepasnya pun harus satu persatu, aku tidak dapat melepaskan semuanya begitu saja. Ada tanggung jawab yang harus aku selesaikan sebelum aku mengakhirinya. Maka setelah melakukan itu semua, di semester lima aku benar-benar sudah bebas dari kegiatan diluar perkuliahan. Pernah aku berpikir bahwa, mungkin mama melarangku bukan hanya karena khawatir aku mengabaikan kuliah dan belajar. Lebih dari itu, mama pasti mulai merasa kesepian di rumah karena ayahku sering bertugas di luar kota , adikku yang sedang senang bermain dengan teman-temannya sebelum perpisahan, dan aku yang memang selalu sibuk sendiri.

Aku benar-benar mencicipi semua masanya. Saat dimana aku mejadi kunang-kunang (kuliah-nangkring), lalu menjadi kura-kura (kuliah-rapat) dan berakhir menjadi kupu-kupu (kuliah-pulang) seperti saat ini. Awalnya aku merasa bosan dan seringkali merasa tidak berguna. Disaat teman-temanku yang lain mulai melebarkan sayapnya di suatu instansi dengan link yang tampak menjanjikan, aku malah harus berhenti. Benar-benar berhenti. Namun di setiap kejadian selalu ada hikmahnya, dari berhentinya aku di semua kegiatatan (selain perkuliahan), aku bisa kembali melakoni hobi-hobi yang sudah cukup lama aku tinggalkan. Di saat sedang sibuk, aku hanya melakukan hobi menulis dan membaca novel. Tapi sekarang, aku bisa kembali belajar memainkan gitar, menonton anime, menggambar dan fangirling ! ah tidak, gitarku rusak, jadi aku benar-benar tidak bisa memainkannya saat ini. Akhirnya aku fokus pada hobiku yang menulis, membaca novel (sebenarnya aku juga sering membaca webtoon), menonton anime, menggambar dan fangirling.
Satu semester, di semster lima, benar-benar saat yang paling tepat dan mulus bagiku untuk melakukan hobi-hobiku. Aku mulai kembali belajar menggambar, khususnya digital fanart. Dan kurasa aku sudah memiliki kemajuan yang cukup baik. Tunggu, biar aku persingkat. Jadi karena aku adalah seorang fangirl, maka semua hobiku aku kaitkan dengan fangirling. Aku tetap menulis, hanya saja kiblat menulisku saat ini adalah menulis fanfiction. Aku juga menggambar, tapi objek gambaranku adalah idola-idolaku. Aku juga masih senang membaca, tapi aku lebih sering membaca fanfiction dibandingkan novel. Aku benar-benar menikmati saat ini, dimana aku bebas untuk fangirling. Dari hobiku yang satu ini, aku bisa mengeksplor banyak hal. Dulu, ruangku sangat terbatas. Dibatasi waktu, media dan juga tempat. Tapi karena setelah kuliah aku langsung pulang ke rumah, maka aku bebas fangirling. Banyak sekali hal yang aku dapatkan dari fangirling ini; semangat, kemampuan yang telah aku eksplorasi, dan juga pengetahuan. Belajar bisa darimana saja dan kapan saja bukan ? aku bukannya mempromosikan atau mebanggakan diriku sebagai seorang fangirl. Tidak. Tapi begitulah kenyataannya. Karena sesungguhnya menjadi fangirl juga bukan sesuatu yang mudah, percayalah.

Nah, di satu sisi, aku menjadi semangat dan bahagia karena hobi fangirlingku itu, tapi di satu sisi aku juga jadi mulai malas. Kalau sudah begitu, aku tidak boleh terlena. Bangkit lalu kerjakan ! begitulah yang selalu aku katakan pada diriku. Aku benar-benar ingin bisa menajadi perempuan sukses. Tentu saja, aku ingin menunjukan dan membagi kesuksesanku itu pada orang tuaku dan juga idolaku. Karena merekalah aku tetap semangat meskipun semakin lama perkuliahanku semakin menyebalkan. Tapi tidak ada kesuksesan yang di raih dengan mudah. Maka aku hanya perlu bersabar dan tetap berusaha maksimal.

Saat ini, semester enam benar-benar menduduki peringkat perkuliahan yang paling sulit. Pernah aku berpikir bahwa, aku menyesal berada disini. Berada di kampusku ini. semuanya serba sulit untuk orang sepertiku yang lurus-lurus saja. Tapi Tuhan telah menciptakan skenario terbaikNya untukku, aku hanya perlu menjalaninya dengan tabah. Tugas yang tidak pernah berhenti datang, dosen yang kian menyebalkan dan juga ketentraman diri yang jarang di dapatkan. Aku benar-benar digilakan oleh tugas. Aku berani bertaruh bahwa tugas-tugas ini tidak sebanding sifat menyebalkannya dengan orang paling menyebalkan yang pernah aku temui. Tugas-tugas ini adalah juaranya ! Aku benar-benar ingin memaki, kesabaranku seolah diuji dengan semua tuntutan yang seringkali di luar nalarku. Aku benar-benar tidak habis pikir dengan “lawan” yang saat ini sedang aku hadapi. Sempat aku berpikir bahwa, apa aku salah tempat ? apa aku bisa melalui semua ini ? apa aku akan berhasil ? apa ini akan dengan mudah aku selesaikan ? dan jawaban yang seringkali terlintas adalah ; sulit, tidak akan mudah tapi kau pasti bisa, ini akan memakan waktu yang lama, kau memang salah tempat. Terkutuklah pikiranku, bahkan diriku sendiri meng-aamiin-kan semua pemikiranku itu.

Aku sering mengkhawatirkan diriku, aku benar-benar khawatir bahwa aku akan kesulitan menghadapi saat ini. Meskipun sudah akan berakhir, tapi tugas akhir yang menanti itu sungguh membuat sesak napas dan emosi dalam satu waktu. Aku selalu memiliki pemikiran bahwa aku adalah orang yang berpikiran terbuka dan simpel. Tapi seolah sifat lumrahku itu tidak sesuai dengan lingkungan kampusku, aku sendiri jadi kewalahan. Aku bukannya merasa tidak cocok, tapi aku berpikir bahwa tugas-tugasku tidak mengizinkanku untuk mengenal dengan baik sikap seperti apa yang harusnya aku miliki untuk tetap bertahan dengan baik di lingkungan kampusku. Mereka dengan mudahnya menuntut dan memaksa, seolah kami semua sama. Seolah kami tidak akan memerlukan proses yang tentunya akan berbeda-beda bagi pribadi kami masing-masing. Dan disini, aku merasa agak berbeda. Aku bukanlah pendatang dari tempat yang telah memahami hal-hal tertentu dengan sangat baik. Aku bahkan merasa harus mengejar ketertinggalanku dan aku tentu perlu waktu. Tapi dimana waktuku ? aku takut mengulur dan menjadi semakin lama supaya bisa segera lolos dari kampus ini. well, sampai disini sepertinya aku mulai memperlihatkan emosiku. Percayalah, aku memang selalu emosi dan kesal setiap kali mengingat hal ini.

Ah ya, jangan lupakan tentang proposal penelitian. Atau yah, proposal skripsi. Sebelum menulis skripsi, mahasiswa tentu harus membuat proposal. Dan itu juga tidak mudah ! apa yang mudah di dunia perkuliahan ? tidak ada. Lingkungan ini benar-benar membuatmu harus bertahan bagaimanapun caranya. Meskipun kau memiliki banyak teman, tapi yang paling baik untuk kau andalkan adalah dirimu sendiri. Apa aku berkata berlebihan ? aku rasa tidak. Well, begitulah prespektifku. Itulah yang aku rasakan.

Meskipun begitu, aku harus tetap semangat untuk menyelesaikan apa yang telah aku lakoni, pertaruhkan dan jalani selama hampir tiga tahun ini. Aku berharap aku bisa menyelesaikan semua ini dalam waktu kurang atau paling tidak tepat satu tahun kemudian. Untuk memotivasi diriku sendiri, aku boleh bertaruh bahwa aku memang akan berhasil. Karena, aku merasa kakak-kakak tingkatku saja, mungkin ada yang tidak lebih baik dariku (dalam semua aspek yang aku khawatirkan) tapi mereka tetap bisa lolos. Maafkan bila ucapanku sedikit menyinggung atau bersifat sarkasme. Aku benar-benar memerlukan doping. I do. Sori jileo, jjeo-jjeoreo !!!

Ah ya, sedikit kalimat untuk temanku Garis Merah. Saat ini dia benar-benar merindukan saat-saat paling intim yang pernah dimiliki kelasku, Absrudism. Aku sangat beruntung bisa melalui semua ini bersama kalian, kameradku yang benar-benar tidak lupa untuk saling mengingatkan hal apapun. Entahlah, mungkin aku memang melankolis, tapi harus aku akui bahwa hampir tiga tahun menghabiskan waktu kuliah bersama kalian benar-benar berpengaruh pada perkembangan karakterku yang masih angin-anginan. Aku pernah berpikir bahwa aku mulai menjadi anti-sosial, tapi kosakata itu sepertinya memang tidak akan berlaku dikamusku karena aku tetaplah aku yang sulit untuk diam. Aku tidak perduli, aku nyaman dengan diriku.

Ps : kusisipkan sedikit lirik lagu yang menjadi pengantar tulisanku.
Aku merindukanmu
Mengucapkan hal ini menjadikanku semakin merindukanmu
Merindukanmu kendati aku tengah menatap fotomu
Momen-momen ini begitu bengis,
Aku benci diri kita
Saling menemui satu sama lain saja sekarang sangatlah sulit bagi kita
Sepenuhnya musim dingin meskipun ini bulan Agustus

BTS – Spring Day.
Aku tidak bermaksud mendoktrin, tapi percayalah, kau akan menyukai lagu ini kalau kau mencari tahu artinya dan mendalami maknanya :))))