Rabu, 24 Juni 2015

Monic's Story of The Day



Monic’s Story of The Day
# 1
                Halo sobat, namaku Monica Tiara. Panggil saja aku Monic. Aku baru pindah rumah, ke salah satu perumahan di kota Bandung. Sebelumnya, aku tinggal Bali bersama orang tua dan kedua kakak laki-lakiku. Aku anak bungsu berusia tujuh belas tahun, sejak sebulan yang lalu. Kedua kakak kembarku, bernama Alven Jordan dan Fuji Jordan, adalah dua orang yang unik dan cukup bertolak belakang meski mereka anak kembar. Mereka lima tahun lebih tua dariku. Beberapa hal yang membuat mereka sama selain wajah dan ukuran fisik mereka adalah ; mereka sama-sama menyukai gunung seperti ayah kami(oleh karena itu nama depan mereka mirip nama gunung), sama-sama memiliki nama Jordan (yang sebenarnya bukan nama keluarga melainkan nama salah satu pemain basket legendaris dunia dan nama vokalis dari Dream Theatre, yang keduanya merupakan idola ayah kami), dan yang terkahir adalah sama-sama posesif terhadapku. Tidak, mereka tidak memanjakanku. Aku sama sekali tidak merasa dimanjakan mereka, aku justru merasa mereka memperlakukanku layaknya boneka yang tidak pernah mereka miliki. ya, itulah tentang kedua kakakku.
                Aku hidup bersama dengan orang tua yang masih utuh (syukurlah), aku sangat menyayangi dan disayangi oleh mereka. Mereka adalah perhiasanku. Ayahku, adalah orang yang unik. Beliau memiliki golongan darah O yang kutahu adalah salah satu golongan darah yang paling mendominasi di dunia. Tapi aku merasa, ayahkulah yang paling unik di antara pemilik golongan darah O lainnya. Ayahku adalah seorang arsitek. Beliau sangat menyukai gunung dan basket. Beliau juga memiliki suara yang nyaring untuk ukuran laki-laki. Beliau sangat hobi membangunkanku dan kedua kakakku dengan suara nyaringnya, karena tahu kami tak tahan dengan itu. Selain itu, ayah adalah orang yang senang bercanda. Tapi bila sedang serius mengerjakan sesuatu, tersenyum pun mungkin aku harus membayar mahal untuk melihatnya.
                Lain dengan ibuku. Ibuku adalah sosok wanita yang anggun dengan rambut ikal sebahunya. Ibu sangat menyukai semua hal bergaya vintage dan klasik. Ibu pernah bercerita bahwa saat aku lahir, ibu merengek pada ayah agar nama yang dipilihkannya untukku, aku pakai. Karena pada saat itu, ayahku berkeras memberiku nama Himala a.k.a Himalaya. Tentu saja ibuku menolak karena ibu menyukai pantai ketimbang gunung. Selain itu, ibu mengatakan bahwa nama itu meningatkannya akan nama himpunan di kampusnya yang memiliki kepanjangan Himpunan Mahasiswa Lama alias kumpulan mahasiswa yang sudah dua kali pernah gagal sidang. Juga, ibu mangatakan bahwa himalaya mengingatkannya akan salah stu jenis ras kucing yang meski imut namun hidungnya pesek sekali. Setelah menjelaskan itu semua pada ayah, dengan berat hati akhirnya ayah menerima usulan nama dari ibu untukku. Monica, mengingatkan ibu akan nama salah satu jalan di Amerika yang terdapat seorang pemain biola cantik nan handal juga terdapat pengamen handal lainnya. Ibu sangat menyukai musik san St. Monica adalah tempat dimana ia bisa menikmati musik saat gadisnya.
                Di Bandung, aku memulai kehidupan yang serba baru. Aku jarang keluar rumah karena selain tidak ada teman, aku lebih senang menulis di rumah. Bila keluar, itu untuk keperluan kuliahku yang akan dimulai dalam satu bulan lagi. Aku akan berkuliah di salah satu universitas negeri jurusan desain interior. Aku tidak begitu suka menggambar, juga merancang. Tapi aku senang melihat rumah-rumah bagus yang ayahku ciptakan. Oleh karena itu, menjadi partner ayah seperti menyenangkan. Ayahku tentu saja senang, karena ia merasa ada teman. Kak Alven, berkuliah di jurusan matematika. Sementara Kak Fuzi, kuliah di jurusan psikologi.
                Tinggal di rumah baru, tentu saja belum membuatku merasa begitu nyaman. Baru dua hari tinggal di sini, aku sudah rindu dengan ombak dan pasir. Aku rindu pantai. Selain itu, aku belum terbiasa dengan perubahan waktu disini. Dan juga harga serta tempat umum disini. Di Bandung, semuanya serba murah dan lengkap. Hari pertama aku tinggal disini, aku bisa langsung menemuka Dunkin Donut yang langka di Bali. Aku juga tahu dari Kak Alven bahwa bioskop disini harganya dua kali lipat lebih murah dari harga bioskop di Bali. Aku menerima info itu dengan hati yang senang. namun, tetap saja aku merasa sedih karena aku tidak ada teman disini. Ingin rasanya memiliki teman. Aku termasuk orang yang introvert, oleh karena itu aku sulit dekat dengan orang lain. Hobi menulisku adalah sahabatku, dengan menulis aku bisa bercerita banyak dan bebas.
                Nah sobat, cukup sekian dulu ya cerita dari Monic. Setelah hari ini, Monic akan bercerita lagi. sampai jumpa, sobat !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar