Rabu, 30 Desember 2015

Hai Chipmunk ! ( the last sequel !)

                   Hai gengs. ini adalah akhir dari sequel cerita Hai Chipmunk. To be honest juga kayanya aku salah kasih judul karena pada kenyataannya aku udah gak pernah panggil Alvin dengan sebutan Chipmunk lagi. Sekarang aku panggil dia Pinipiiin, dengan tigas huruf I berjejer di bagian akhirnya. Kalau kalian tanya alasannya kenapa, aku sendiri tidak tau karena panggilan itu begitu saja spontan aku sematkan padanya. Mungkin karena aku orang Sunda, jadi lebih enak menyebut V menjadi P hahahaha =D oh iya, sebelum ke cerita, harap waspada intermeso berterbangan.
            Selama mengenal Alvin, jujur saja aku tidak tau banyak tentangnya. Dia tidak pernah mempromosikan atau membagus-baguskan (?) dirinya padaku. Bagaimana dengan kebalikannya ? well, terkadang aku suka bersikap konyol untuk mengenalkan diriku padanya. Pernah aku menjadi Lilo (ceritanya kembaran Lily. Dia gak bego kok, dia percaya kalo itu tetep Lily yang ngobrol sama dia) karena saking gabutnya aku saat itu. Aku berpura-pura menjadi Lilo dan menceritakan apa yang Lilo tau tentang Lily. Jujur saja, aku merasa konyol sekali saat itu. Hmm.. tapi sebetulnya itu bukan inti dari Hai Chimpmunk #3 ini. disini aku bakal lebih nyeritain tentang the beginning of our story *tutup muka* (ciyeee ciwiwit) :$
            Tidak banyak yang aku ketahui tentang Alvin. Baiklah.. aku akan mulai dari namanya. Namanya Alvin Averoes. Bila kamu baru saja mengejanya dengan Alvin Ave-ros, maka kamu salah. Alvin bilang kalo nama belakangnya dieja Averus. Saat itu aku hanya tertawa. Hey Alvin, kamu pasti bercanda. Kataku. Menurutku, nama dia itu tidak Indonesia sekali ! lalu aku bilang padanya, “dulu, ibumu naksir siapa ? nama belakangmu keren juga.” setelah aku berkata seperti itu, dia bercerita. Kau tahu, dia jarang sekali bercerita padaku. Setiap dia bercerita, aku selalu senang bukan main. Aku selalu siap mendengarkan ceritanya. Dia bilang, “sebenarnya nama itu dari Oomku dulu. Nama yang simpel. Di ambil dari seorang ilmuwan Arab yang bernama Ibnu Ruysh tapi diucapkan dengan cara pengucapan orang Eropa saat perang salib. Kaya Ibrahim jadi Abraham. Daud jadi David.”
            Alvin bukan tipikal orang yang banyak bicara. Dia sungguh cuek, tidak peka dan tidak romantis. Dan dia mengakui itu semua padaku. Hey, bukan berarti dia tidak perhatian padaku ya ! dia perhatian dan tetap bersikap hangat. Kau tau, dia mengaku tidak romantis, padahal menurutku kadang dia tidak sadar saja kalo dia sedang bersikap romantis. Aku bahkan terkadang suka cengar-cengir sendiri saat dia bersikap begitu. Lalu aku berkata padanya, “kamu bilang kamu gak romantis, padahal kamu cuma gak sadar aja kalo lagi romantis.” Setelah itu, dia pasti bertanya dengan pertanyaan yang membuatku gemas namun semakin menyayanginya. Tanyanya, “maksud kamu, Say ?” lalu aku pasti hanya akan tertawa lagi dan menggeleng. “nggak, bukan apa-apa.”
Kamu juga harus tau kalau dia gak pernah gombal. Ya, menurutku begitu. Dia memang tidak pernah gombal. Lagipula aku tidak suka di gombali, menggelikan. Pernah suatu ketika, waktu itu dia sedang ada acara dengan teman-temannya, lalu dia mengirimkan chat di Line. Hari itu siang, biasanya kami jarang bicara kalau siang hari. Aku menaruh rasa curiga sedikit padanya, tapi aku senang. aku tanya, “ada apa, Vin ?” lalu dia bilang, “nggak, aku lagi diluar, say. Ada acara sama temen.” Setahuku, cowok suka sekali kalau lagi kumpul bersama temannya. Akupun begitu sih. Lalu akhirnya aku bilang padanya, “ohh bagus dong, kenapa kamu gak gabung ?” dia jawab, “temenku bawa pasangan semua.” Sekalimat jawaban itu mampu membuatku mengerti. Lalu dia menambahkan, “aku kan punya kamu. jadi mendingan aku ngobrol sama kamu daripada bete.” Well, aku tau pasti tidak ada yang istimewa dari kalimat itu. Tapi menurutku, itu kalimat tergombal yang pernah dia katakan padaku. Lagi-lagi aku tertawa. Dan setelahnya, kami bicara panjang lebar dan ngalor ngidul.
Kami jarang ribut. Semoga tidak sampai, sih. Biasanya aku yang suka ngajak dia ribut karena dia cuek padaku. Aku sering menggodanya supaya dia bisa sedikit jengkel padaku, tapi dia tidak pernah marah, tidak pula jengkel. Dia malah berkata, “aku percaya sama kamu kok. Kalo kamu sayang sama aku, kamu pasti gak akan kaya gitu.” Kau tau ? menurutku itu adalah sisi romantis Alvin. Tidak ada yang spesial, tapi mampu membuatku cengar-cengir dan merasakan kupu-kupu berterbangan di perutku. Kau tau Alvin, aku juga percaya padamu. Dia bisa bersikap dewasa, buktinya dia tidak pernah ambil pusing dengan tindak-tandukku diluar. Aku pernah bilang padanya, “Vin, aku dating dulu ya !” lalu dia bilang, “oke, say. Sama siapa ? jangan nakal ya.” Aku hanya tersenyum, lalu aku bilang bahwa aku tidak dating, aku hanya pergi bersama temanku. Tuh kan, sulit bukan membuat dia marah ? padahal aku ingin sekali dia menegurku atau gimana. Terkadang aku berpikir, apa dia benar-benar menyayangiku ? well, aku tidak perlu meragukannya. Aku sudah tau dan mengerti. Dia hanya tidak pandai mengungkapkannya. Kurasa aku juga begitu.
            Vin, kamu tau ? kadang kamu nyebelin, nyebeliiiiiiiiin banget ! kadang aku suka sampe pingin nangis. Tapi kamu pasti bisa bikin aku ketawa ngakak lagi sama semua lelucon kamu, kelakuan konyol kamu. Aku tau kita gak suka gombalan, dan aku sadar ini gombal, tapi aku gak paham kenapa aku juga gak bisa marah sama kamu, Vin ! aku juga kadang gak ngerti kenapa justru kamu yang aku suka. Kamu tau, aku selalu berharap punya cowok setampan Oh Sehun, sekaya Bill Gates, sekeren Thomas Brodie-Sangster, sehebat Park Chanyeol dan sepintar Rain. Tapi aku tau itu gak mungkin karena mereka belum tentu bikin aku jingkrak-jingkrak kaya tiap aku ngobrol sama kamu. Tuhkan, aku lagi yang gombal -__-

            Sebenernya, banyak yang bisa aku ceritain ke kalian tentang Alvin. Tapi dia gak begitu suka di ekspos. Banyak hal yang bikin aku selalu merasa senang saat aku bicara dengannya. Tapi bukan berarti aku gak pernah bete dan sebel ya sama Alvin, itu juga sering kok. Tapi, bukankah setiap hubungan yang baik harus di landasi kepercayaan dan jaga dengan komunikasi yang baik ? tentu saja. Kalau kalu bertanya apa aku menyayanginya, ya, tentu saja. Lalu bagaimana dengan sebaliknya ? aku tak akan menjawabnya. Kau tanyakan sendiri saja pada Alvin. Lalu, apa hubungan kami aneh ? ya. Tapi aku tak peduli. Aku senang dengan semua ini. Itu nilai pentingnya bukan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar