Haaaaaiii
!!! udah lama rasanya aku gak update di blog tercintaku ini. Well, walaupun
sempet hiatus karena sibuk, tapi aku selalu gemes pingin nulis sesuatu di sini.
Nyampah cerita, tapi kalo bisa sama info sih sekalian hehe =))) saking lamanya
hiatus (baca : lebay) aku udah punya banyak cerita sebenernya. Isinya juga
curhat semua sih sebernenya =$ um.. tapi kali ini aku bakal curhatin yang
paling... mengesankan menurut aku.
Sebelum
ke cerita, curhatan beserta kronologisnya, aku akan menjadi Lily. Kalian gak
kenal ya ? well, sebenernya nama aku Anisa Aulia. Nama penaku, Sunny (sama
seperti yang tertera disetiap inci blog oranye ini). Tapi Lily, Lily adalah
nama panggilanku sejak aku kuliah. Nama kecilku sangat pasaran hingga aku harus
menggantinya dengan yang baru. Sedikit bercerita tentang namaku itu. Banyak
yang tanya “Li, kenapa nama kamu Anisa Aulia tapi di panggil Lily ?” aku
bilang, Ica pasaran. Kalo mau nyambung, sebutnya kaya gini Anisa “Lily” Aulia. Yep, Lily becomes my middle name. Bukan
berarti bunga kesukaanku lily ya, aku suka tulip orange sama bunga matahari.
Selain itu juga, semua sepupu aku dan temen lama seakan tak mengenali namaku
yang sekarang. Well, aku yakin mereka kaget dan gak nyangka kenapa nama
panggilan bisa berubah-ubah gitu, tapi aku memberi mereka pengertian dengan
alasan yang sama seperti yang aku lontarkan pada teman-teman baruku di kampus.
Nah,
sekarang, aku akan mulai becerita. Mulai darimana ya ? baiklah.. aku akan mulai
dari sebuah nama. Namanya Alvin. Tidak ada yang aneh dengan nama itu saat aku
melihatnya. Kecuali ya.. sedikit modern dan mengingatkanku dengan salah satu
tokoh kartun 3D Alvin and The Chipmunk. Alvin, pertama kali aku melihat namanya
muncul di Line ku. Waktu itu, aku mendapat undangan grup anime. Bukan hal baru
sebenarnya, aku memang salah satu aktivis di beberapa grup Otaku Indonesia dan
beberapa official accountnya. Aku tak ingat bagaimana cara aku memulainya, tapi
aku merasa aku senang berada di antara mereka. Rasanya akan sulit aku jelaskan
kecuali kau merasakannya sendiri dan setelah itu kau tonton Sword Art Online,
maka kau akan tau apa yang aku rasakan. Kembali ke Alvin, setelah melihat
undangan itu, maka seperti biasa aku menerima tawaran undangan itu. Satu hal
yang unik dari grup Otaku itu, namanya berbeda dari yang lain, Nest of Geese
a.k.a Sarang Para Angsa. Jujur saja aku tak mengerti kenapa dinamai seperti
itu, sementara saat aku memasuki grup itu aku tak menemukan adanya angsa sama
sekali. Um.. mungkin aku akan menanyakannya pada Alvin karena ia adalah admin
grup itu.
Setelah
yang ku paparkan di atas, sekarang kau seharusnya tau dulu apa itu Sword Art
Online. Karena dengan begitu, kau akan paham maksudku. Tapi aku akan berusaha
sebisa mungkin menceritakan cerita ini padamu hingga kau mengerti. Di dalam
setiap grup, terdapat admin dan setiap member baru harus intro dulu. Saat aku
bergabung dengan NoG, aku tidak intro karena aku tidak diminta dan aku tidak
ingat peraturan umum yang satu itu. Adminpun, Alvin sendiri, tidak
mengingatkannya. Begitu juga dengan member yang lain. Anehnya, saat itu aku
tidak mengenali anggota NoG satupun, bahkan Alf (temanku) yang sudah malang
melintang di setiap grup Otaku. Aku juga bahkan heran, darimana Alvin
mendapatkan akun Line ku ?
Kau
penasaran ? sabar.. aku akan segera menjawabnya.
Kehadiranku
di NoG di sambut baik. Tentu saja, member hijau selalu di sambut baik. Kalau
kau rasakan sendiri, terkadang aku menemui beberapa member baru yang langsung
di kick karena dia adalah seorang kicker yang biasanya hanya bisa
mengacaukan sistem di grup otaku tersebut. Perlahan-lahan, aku mulai akrab
dengan beberapa teman baruku itu. Satu hal lagi yang berbeda dari NoG, disana
aku banyak menemukan member yang seusia denganku, bahkan yang senpai pun ada beberapa. Biasanya, aku
yang menjadi tetua di grup otaku, tapi di NoG, aku bukan senpai.
Ah
iya, aku juga baru ingat hal lain lagi yang berbeda dari NoG. Disana ada
sebutan landmark, aku awalnya tak
mengerti, tapi semakin lama aku “berenang” di NoG, landmark berarti di “booking”
atau taken oleh member grup.
Misalnya, karena kamu menjadi orang yang dia suka. Atau karena charamu adalah pasangan dari DN chara yang lain. Tapi lebih sering sih,
karena member lain menyukaimu makannya dia me-landmark-mu. Beberapa aku temui couple
otaku. Ada yang hanya sebatas couple
bahkan ada yang cinlok beneran. Kau tau, cinlok dunia maya. Pacaran sungguhan
meski kamu belum pernah melihat wujud nyata kekasihmu di dunia nyata meskipun
dia sungguhan ada.
Belum
lama aku bergabung di NoG, dua member me-landmark-ku.
Pertama, Alvin. Kedua, Riesky. Aku tak pernah menanggapi hal seperti itu dengan
serius, karena hal itu sudah biasa. Membangun relasi lain melalui dunia maya,
dan kau merasakan chemistry serta
kasih sayang pada relasimu tersebut adalah hal yang wajar bagi kami.
Pada
awalnya, Alvin bilang bahwa Riesky me-landmark-ku.
Dia juga mempromosikan Riesky padaku. Aku hanya tertawa dan membalasnya dengan
beberapa gurauan. Tapi pada akhirnya, Alvin juga yang mendeklarasikan pada
member lain bahwa aku telah di landmarknya.
Aku terima saja, walapun aku belum begitu mengenalnya. Sampai suatu hari, Alvin
mengirimkan personal chat padaku.
Awalnya hanya obrolan biasa, lalu kutanya, “Vin, darimana kamu dapet akun aku
?”
A
: aku dapet aja dari tempat lain wkwkwk
*satu
yang khas dari Alvin, ia sering tertawa dan kalau tertawa ketikannya selalu
“wkwkwk”
L
: ohh gitu.. terus kamu kenal aku darimana ?
A
: sebenernya aku udah tau kamu dari lama, aku old member yang udah out dari
grup lain yang sama kaya grup kamu.
L
: grup apa ?
A
: apa ya ? aku lupa namanya. Tapi ada Anime Animenya gitu..
L
: Anime Words ? AniMangaZone ?
A
: nah iya, Anime Words.
Jadi
begitulah cara dia menemukanku. Dia tenyata ex-old-member
AW. Aku tidak tau kapan dia menjadikanku kontak di Line, yang jelas tau-tau aku
sudah berteman dengannya.
Seiring
waktu berjalan, aku semakin dekat dengan Alvin. Tidak bisa di sebut dekat
sekali yang sampai saling mengenal kepribadian satu sama lain. Tidak seperti
aku mengenal Alf yang ataupun beberapa member AMZ Bandung yang pernah kutemui. Sampai
pada akhirnya, Alvin mengutarakan perasaannya padaku.
A
: akhirnya di PM juga =D
L
: emang tadinya gak akan di PM ? =D
A
: PM kok ly, tenang aja =D kan jodoh.. wkwkwk
L
: aminin jangan Vin ?
A
: Di aminin aja.. =D kalo udah di aminin, yuk jadian.. =D
L
: amin =D (kenapa aku tulis amin ? maksud aku itu artinya merajuk ke amin =
aman. Bukan yang artinya semoga Tuhan mengabulkan doa kami). Hahaha seriously ?
are u kidding me ?”
A
: I’m serious =D
L
: jadian role play ? *role play,
jadian sesama chara tp cuma sebatas couple
chara, kaya chara Naruto sama Hinata.
Walau gitu, aslinya, diluar ke-chara-an mereka, gak ada perasaan lebih.*
A
: role play ?
L
: mainan lama sih. Jadian sesama chara aja.
A
: gak mau mainan =D
L
: maunya karbitan =D
A
: maksud karbitan ?
L
: ah, sudahlah, lupakan. Cuma bercanda kok =D
A
: gak mau karbitan, maunya beneran aja.
L
: apanya yang beneran ?
A
: jadiannya.. =D
L
: kenal aja baru, Vin. Muka alvin juga aku gak tau. Alvin kaya gimana juga aku
blm tau.
A
: kan bisa diliat. Bisa lebih dikenal kalau jadian mah.. :3
Dan
obrolan selanjutnya pun berlanjut. Alvin bilang, kalo dia serius sama
omongannya. Dia bilang “kalo lily mau serius ya aku serius. Kalo lily anggep
bercanda juga gpp.. :3”
Saat
itu, seperti biasanya dengan dorongan entah darimana, aku selalu menghindari
laki-laki yang menyukaiku. Aku menolak Alvin perhalan dan dengan cara yang
halus. Aku lemparkan alasan-alasan masuk akan mengapa aku tidak bisa
menerimanya. Tapi.. orang yang aku hadapi, berbeda. Alvin berbeda dengan
laki-laki lainnya, dalam kasus ini, dengan laki-laki yang mendekatiku.
Perlu
kalian tau, aku menyayangi laki-laki yang aku dambakan selama empat tahun
selama empat tahun aku menyukainya, selama tiga tahun aku tidak lagi bertemu
dengannya dan perasaan itu tidak pernah goyah sampai Alvin yang datang. Alvin,
lelaki asing yang belum pernah aku temui sebelumnya. Kalian tau, aku
menyebutnya sebagai “lelaki dengan pemikiran ala nasi goreng”. Kenapa ? karena
dia begitu simple tapi mengenyangkan seperti nasi goreng. Alvin berpikiran
simple, ia sulit di tebak, agak rumit dihadapi, misterius dan suka sekali
membuatku gemas dan penasaran padanya. Aku tau ini jahat, tapi dia membuatku
penasaran ! aku sudah lama tak menjadi kucing lagi semenjak Farhan pergi. Aku memutuskan
untuk menjadi incaran, bukan pengincar. Tapi Alvin mengacaukannya. Aku tak
pernah lagi peduli tentang laki-laki yang datang dan pergi di kehidupanku. Aku selalu
menolak mereka karena aku yakin aku masih sangat menyayangi dan mengharapkan Farhan
kembali. Tapi Alvin, ia membuatku melepaskan keyakinan dan harapan yang aku
pertahankan selama empat tahun. Jujur saja, aku masih memikirkan Farhan,
merindukannya dan mengkhawatirkannya. Tapi hanya sebatas itu. Aku selalu
berharap Farhan bahagia dan baik-baik saja. Aku dulu berdoa supaya aku bertemu
dan bicara padanya walau hanya sekali. Tapi aku merelakannya, aku hanya ingin
melihat Farhan dari jauh dan memastikan apa yang perlu aku pastikan. Setelah itu,
aku membiarkan Tuhan ingin mengarahkanku untuk seperti apa, tanpa Farhan.
Alvin
mengubahnya ! ia dengan caranya yang tidak aku mengerti, membuatku ingin
memberikan apa yang selama ini aku bayangkan dapat aku berikan pada Farhan. Alvin,
beberapa hal yang ada padanya mengubah pemikiranku. Aku tau ini gila. Sebentar,
belum aku jelaskan alasannya padamu mengapa. Alvin, saat aku katakan padanya, “tapi,
ada laki-laki lain yang juga lagi nunggu jawaban aku.”
A
: kamu banyak yang suka ya ?
Jujur
saja, saat itu yang terlintas di pikiranku adalah “kurang ajar bgt ini cowok
ngatain gue begitu. Emang gue cewek apaan ?” alhasil aku membalasnya.
L
: gak seperti yang kamu pikir.
A
: ya udah, kalo gitu, kamu tinggal pilih aja yang kamu suka. Gak usah bingung.
For
God Shake ! aku tak pernah mengenal laki-laki yang... seolah mengibarkan
bendera putih. Apa kau mengerti maksudnya ? Alvin begitu saja merelakan
perasaannya bila aku tidak memilihnya. Hal ini jarang terjadi, karena biasanya,
laki-laki lain akan memaksaku dulu dan mendesakku untuk aku bisa memberi
sedikit ruang untuk mereka. Alhasil, aku harus bermain kasar dengan mereka
supaya mereka mengerti maksudku.
Lagi-lagi
Alvin berbeda. Ia berkata, “yah.. prenjon” =D (maksudnya Friendzone) saat aku berkata, “Alvin, kita teman saja yak !”
Dia
bilang, “mana ada laki-laki yang mau di friendzone-in. Di bilang temen, tapi
suka. Di bilang pacar, tapi bukan soalnya Cuma temen.”
Saat
itu aku menyerah dengan Alvin. Dia memintaku untuk menolaknya dengan tegas.
(hei, di jaman seperti sekarang masih ada cowok senekad dan se-gentle dia !)
yang aku tau, laki-laki biasanya gak terima kalo di tolak mentah-mentah, tapi
Alvin ? dia malah memintanya !
Lalu
aku bilang padanya, “Vin, kamu baik. Aku yakin kamu bisa dapetin cewek yang
kamu mau. Cewek pasti pada suka kok sama kamu”. Aku tau, pada saat itu ucapanku
tidak sepenuhnya benar, karena pada kenyataannya, kalo dia memang suka padaku,
buktinya dia belum bisa dapatkan aku. Tapi, dia menerima saat aku berkata
seperti itu, dan kami tetap berteman baik. Tetap bicara meski di grup NoG
kadang-kadang dia masih suka bilang, “Lily jodoh gue”, “woy Ky, Lily punya gue
!”, “Lily udah gue landmark.” Dan kalimat-kalimat lainnya.
hmm..
aku kira, cerita malem ini cukup sampai sini dulu. Aku gak akan harkos buat
lanjutin cerita ini kalo kalian minat hehe =D gak minat juga gapapa sih. Sebenernya
aku mau lanjutin Monic’s Story of The Day, udah ada kelanjutannya nih ! itu
kisah nyata juga lho. Tapi bukan cerita aku. Tapi buat next update, aku mau
fokus ke ceritaku dulu ya. Soalnya... gak ada soalnya sih. I just share what I
wanna share. Jangan bosen oke ?!
next
story, Hai Chipmunk #2
see you soon !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar