haaaaii,
I’m baaaaack !! malem ini aku bakal lanjutin ceritaku yang kemarin. Aku gak
akan bertele-tele karena aku mau lanjut nonton Isshukan Friends hihi =D sampai
dimana kita kemarin ? hmm.. setelah kalimat landmark
itu ! kukira, bagian kelanjutannya adalah saat aku pergi untuk melakukan
penelitian ke Tasikmalaya.
Waktu
itu tanggal 12 Desember 2015. Teman seangkatanku dan aku mendapat tugas penelitian
ke Tasikmalaya selama sehari itu. Kami berangkat malam ketika masih tanggal 11
Desember. Sorenya, aku masih ngobrol dengan teman-temanku di NoG, AW dan AMZ. Sampai
pada akhirnya, aku harus exit chat karena aku belum berkemas. Aku akan
menceritakan apa yang aku katakan di NoG.
L
: aku exit dulu ya minna. Aku harus
packing buat ke Tasik besok.
R
: hati-hati Lily-chan !
L
: makasih Riesky.
F
: have a nice trip Kak Lily.
L
: siap Fan ! Arigatou ^^
A
: hati-hati ya ly. Telepon aku kalo sempet.
L
: iyaa vin, kalo sempet ya.
A
: pasti gak akan deh L
L
: kalo sempet ya aku telepon vin --”
A
: oke Lily J
Well,
sebenarnya aku memang akan menelepon Alvin kalau aku memang punya waktu disana.
Lagian dia juga yang meminta. Singkat cerita, akhirnya aku pergi ke Tasik. Waktu
itu sekitar jam 8 pagi. Aku dan rombongan kembali ke bisa untuk pergi ke tujuan
selanjutnya. Saat di bis, kuakuin saat itu sebenarnya adalah waktu kosong. Aku bisa
saja menelepon Alvin kalau aku mau. Sebenarnya aku enggan, tapi rasanya seperti
berbohong kalau aku sampai bilang padanya bahwa aku tidak sempat meneleponnya
karena aku sibuk, bila dia bertanya padaku nanti. Akhirnya aku meneleponnya.
L
: hai vin.
A
: hai Lily. (saat itu suaranya seperti orang yang baru bangun tidur. Terdengar seperti
lirihan dan agak melantur nadanya). Sorry, aku baru bangun.
L
: ohh.. okay. good morning sleepy head. Aku udah telepon kamu ya. Sekarang,
silakan kalo kamu mau tidur lagi.
A
: ehh.. nggak kok nggak. Aku udah bangun. Bentar ya, aku cuci muka dulu.
(setelah itu, aku menunggu beberapa menit. Telepon hening sampai akhirnya dia bersuara
lagi) halo Ly, kamu masih disana ?
L
: teleponnya belum mati kok vin.
A
: ehehe iyaa (kudengar dia tertawa, aku tersenyum)
L
: vin, kok suara kamu putus-putus ya ? (padahal waktu itu sebenarnya suaranya
masih bisa kudengar cukup jelas. Hanya saja, aku tidak enak pada temanku di
bis, apalagi sama Ajeng yang duduk disebelahku).
A
: mungkin sinyalnya Ly.
L
: iya, mungkin.
A
: kamu udah sampe mana ?
L
: ini udah di Tasik kok. Mau ketempat lain. (hening) Vin, aku tutup dulu ya.
A
: oke Ly. Hati-hati ya.
L
: makasih Alvin.
Setelah
percakapan itu, kuakui aku senang. tapi rasanya masih biasa saja sebenarnya. Hanya
sebatas senang saja. Tapi, setelah percakapan telepon itu, aku semakin dekat
lagi dengan Alvin. Sampai pada akhirnya..
Waktu
itu tanggal 16 Desember, hari ulang tahunku. Aku mendapat kejutan dari
temen-temanku di kampus. Aku juga bermain gapleh bersama teman-teman lelakiku. Pagi
itu sebenarnya aku ingat Alvin. Aku tergoda untuk mengirim personal chat, memintanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun
padaku. Sore harinya, aku mengundang beberapa teman terdekatku ke rumah. Kami mengobrol
dan berfoto seperti biasanya. Karena aku sedikit bosan dan masih terpikirkan
akan ide konyolku itu, akhirnya aku pesonal
chat pada Alvin.
L
: Vin, mau ngucapin gak ?
Setelah
pesan itu dikirim, aku tidak menanti balasan Alvin. Mungkin hanya karena aku
penasaran saja. Dan setelah itu, aku dan teman-temanku keluar rumah untuk
berfoto lagi. tiba-tiba, aku di lempari telur dan terigu, juga air. Tradisi ulang
tahun ala anak SMA. Kukira aku tak akan mendapatkan pengalaman seperti itu
lagi, tapi ternyata aku salah. Alhasil, aku harus mandi dan mencuci baju hingga
malam. Akupun tidak mengikuti latihan padus saat itu. Betapa menyebalkannya
sahabatku itu -___-
Saat
malam menjelang, aku mengecek Line di Hpku. Kalau kau ingin tau, aku jarang
mengecek pesan atau telepon karena aku yakin tak ada yang menghubungiku melalui
dua hal itu. Pada akhirnya, aku menerima chat
balasan dari Alvin yang dikirim tak lama setelah aku mengerim personal chat
padanya.
A
: ngucapin apa Ly ?
L
: gak jadi Vin. Cuma iseng hahaha =D
A
: ayo, bilang aja. Daripda di pendem wkwkwk
L
: um.. hari ini aku ultah. Mau ngucapin gak ?
Beberapa menit lamanya, Alvin tidak
kunjung membalas chatku itu. Sebenarnya
aku biasa saja, tapi ada perasaan dimana aku ingin Alvin mengucapkan selamat
ulang tahun untukku.
A : selamat
ulang tahun Lily sayang.. :3 semoga sehat terus, dapet pacar, rejeki lancar..
:3 aamiin
L : makasih
Alviiiiiiiiii, aamiin aamiin ya Allah ya Rabb. Alvin juga yaa, God bless us,
Vin !
A : God
bless us. Semoga kita langgeng wkwkwk. Kabur ah wkwkwk
Kau tau,
saat percakapan itu berlangsung sebenarnya aku tidak berpacaran dengan Alvin. Belum. Aku bahkan tak mengerti darimana dia tau aku belum juga punya pacar, padahal sebelumnya aku bercerita tentang laki-laki lain yang.. ah, sudah, aku malas membicarakannya. Percakapan itu berlangsung, lagi-lagi Alvin berbicara serius tentang
perasaannya. Jujur saja, saat dia bilang “selamat ulang tahun Lily sayang” entah
kenapa aku senang, saking senangnya aku sampe peluk guling di kasur sambil
ketawa-ketiwi sendiri. Jujur saja, aku belum berani mencobanya meski sebelumnya
sempat terpikir, bagaimana bila aku terima saja Alvin ? setidaknya aku senang
dan aku bisa terhindar dari hal-hal tentang laki-laki lain yang tidak ingin aku
pikirkan. Akhirnya, setelah perbicaraan panjang lebar dengan Alvin, aku
meninggalkannya tidur tanpa memberinya jawaban. Aku sengaja sebenarnya. Aku juga
sudah punya jawaban, sebenarnya.
Keesokan paginya,
Alvin mengirimku pesan chat lagi. setelah aku pertimbangkan, meski aku yakin
saat itu aku perlu mempertanyakan kewarasanku. Akhirnya, aku memutuskan untuk
coba menjalaninya dulu dengan Alvin. What a good feeling ! aku senang dan lega
sebenarnya. Malamnya kami bicara panjang lebar, ngalor ngidul, wetan ngulon,
aku senang bicaranya dengannya. Kami membicarakan apa saja seakan kami sudah
mengenal lama. Kami hanya sedikit membicarakan tentang diri kami.
Malam itu
aku bertanya,
L : Vin,
kamu ngerokok gak ? (well, aku tau sebenarnya itu pertanyaan konyol. Dia bisa
saja mengaku bahwa ia tidak merokok karena toh aku tak akan pernah melihatnya
merokok atau tidak dengan mataku sendiri, dan setelah itu aku akan senang
karenanya).
A: itu
pertanyaan pasti di tanyain sama setiap cewek. Kalo kamu nanya aku ngerokok
atau nggak, iya aku ngerokok. Tapi kalo di tanya, suka ngeroko atau nggak ? itu
kadang-kadang. Kalo lagi ngumpul atau lagi mumet tugas kampus aja. Kamu ilfeel
ya ? gak suka ? (kalian tau ? setelah itu dia kirimin stiker Menma yang lagi
sedih. Stiker itu berpengaruh sebenarnya, saat itu juga aku jadi geli sendiri
membayangkan wajah Alvin yang sesedih wajah Menma di stiker itu).
Aku bilang
sama Alvin kalo aku gak marah. aku tak mengerti kenapa. Mungkin karena dia jauh
dariku, dan.. aku tidak tau lagi mengapa karena intinya aku tidak merasa marah.
padahal aku benci perokok, aku juga ingin memiliki pacar yang bukan perokok. Aku
tau hal itu langka karena aku lihat sendiri teman-temanku hampir semua perokok
berat. Akhirnya, aku bilang pada Alvin kalau hal itu tidak menjadi masalah dan
aku tetap menyukainya. Aku berkata pada Alvin kalau dia harus mengurangi dosis
merokoknya pelan-pelan, demi kesehatannya. Jujur saja, mungkin kau tak mengerti
dan tak percaya, tapi aku sungguh peduli padanya.
Aku memanggil
Alvin dengan sebutan chouchou
setelahnya. Dia tanya, chouchou itu
apa, aku tidak menjawabnya dan malah menyruhnya mencari sendiri di Google. Lama
dia tidak membalas chatku, sampai akhirnya ada balasan, “kamu panggil aku
tukang pemotong pohon ?” aku balas, “kamu mau aku sebut tukang pemotong pohon ?”
tapi akhirnya aku menigirim foto dimana aku menemukan kata chouchou. Lalu dia bilang, “kamu panggil aku kubis ?” karena ia
menemukan kata kubis di foto itu. Sebenarnya chouchou itu artinya memang kubis dalam bahasa Prancis, tapi yang
aku maksud di foto tersebut adalah chouchou
sebagai panggilan sayang. konyol bukan ? aku ingin membuat dia paham bahwa aku
memberi panggilan khusus, tapi aku harus membuat dia berusaha sebegitu ribetnya
dia sampai tahu artinya.
Kukira
cerita ini masih akan berlanjut karena memang masih ada kelanjutannya. Ini baru
awal. Beberapa hal selanjutnya yang aku ceritakan akan lebih.. ah, kau nilai
saja sendiri bagaimana. Milea bilang, cinta
sejati adalah kenyamanan, kepercayaan dan dukungan. Kalau kau tidak setuju, aku
tidak peduli. Sebenarnya kutipan itu tidak sepenuhnya sama dengan yang aku
pikirkan. Kesamaannya adalah, aku dan Milea sama-sama tidak peduli tentang
pendapat orang akan hubungan seperti apa yang kami jalani. Betul tidak, Milea ?
hahaha =D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar